Love Do [Part 18]

Sepulang dari makam bunda, Keiko mengajak Dewa singgah di Restoran ayahnya.
Dewa duduk di salah satu sudut ruangan restoran sambil memainkan lembaran kertas yang sudah sejak tadi dibacanya.
"Kertas apaan tuh,Wa'..?" tanya Keiko sesaat setelah ia duduk disebelah Dewa seraya membawa segelas jus Strawberry kesukaan Dewa.
"..mmm..info tentang beasiswa kuliah diluar negeri.."
"oh ya..??mana saja..??ada Jepang nggak..?"
"..Jepang ada..tapi aku ambil yang Australia.."
Keiko diam. Kemudian mengambil kertas yang di pegang Dewa.
"..rencana kuliah di Australia ya,Wa'..?? tanya Keiko.
Dewa mengangguk. Keiko Kemudian memberikan kertas tadi ke Dewa.
"kenapa pilih Australia..??" tanya Keiko lagi. Dewa diam sejenak sambil berpikir.
"..Kata teman-teman aku fakultas Hukum di Universitas Melbourne nya bagus..papa kan lulusan sana..jadi aku tertarik untuk kesana, bermodal beasiswa atau tidak,niat buat kesana sangat besar, Kei.."
Keiko serius mendengarkan,sambil berpikir, jarak Australia dan Indonesia memang tak begitu jauh. Tapi...., Keiko menghela nafasnya,terdengar begitu berat di telinga Dewa. Dewa memandangi Keiko yang pandangannya sedang menerawang entah kemana.
"..Jepang dan Australia jauh banget yah jaraknya..?" Dewa seperti bisa membaca pikiran Keiko.
Keiko terkejut mendengar ucapan Dewa. Keiko tersenyum, "..Jepang..??siapa yang mau kuliah di Jepang..?"
"..loh,katanya kamu pengen kuliah di Jepang.."
"ohh..itu,hahah..itu cuma wacana saja,seandainya restoran ini sudah lama bukanya,mungkin aku bisa kuliah disana,tp restoran Ayah baru buka..kembali modal pun belum..kuliah di sini saja ahh..sekalian bantu-bantu Ayah kerja.." jawab Keiko datar.
"nah trus tadi tanya Jepang ada atau nggak maksudnya apa..?" tanya Dewa penasaran.
"..itu cita-cita doang..nggak penting..aku ini cuma rakyat jelata..bermimpi boleh dong..!" Keiko mulai bercanda. Dewa tertawa mendengarnya.
"..tapi kamu kan cerdas,siapa tau kamu bisa ngurus beasiswa buat kesana..ayo dicoba dulu lah,Kei.." saran Dewa.
"..nggak ahh, meski bermodal beasiswa, biaya hidup disana tinggi,Wa'..Ayah juga disini sendiri.."
Dewa terdiam. Dia melirik sebentar ke Keiko, dan tahu benar bahwa Keiko begitu ingin kuliah di Jepang.
"Eh,Wa'..tunggu sebentar..aku boleh nanya nggak..?..kok kamu pengen kuliah ditempat papa kamu dulu..bukannya kamu nggak sukaaaa..." Keiko tidak melanjutkan pertanyaannya saat Dewa menggangguk duluan.
"..dulu,waktu kecil..aku ingat banget papa bertanya,aku mau jadi apa kalau besar nanti..dan jawabannya, aku pengen seperti papa..jadi pengacara..orang kaya dan tampan seperti aku ini juga punya cita-cita loh.."
Keiko mencibir mendengarnya membuat Dewa tertawa dan menyenggol lengan Keiko.
"..jurusan hukum ya..??mmm..aku masih bingung mau ambil jurusan apa.." Keiko berfikir.
"..mikir mau ke Universitas apa dulu,baru mikir pilih jurusan apa.." saran Dewa.
Keiko berpikir sejenak.
"Loh..kalau mau kuliah Hukum,di Indonesia nggak kalah kok sm Australia..banyak kok pengacara besar lulusan kampus lokal juga.." kata Keiko cerewet. Bukannya di jawab sama Dewa,malah Dewanya memandang heran ke Keiko.
"..kamu nggak rela ya pisahan sama aku..?" tanya Dewa membuat Keiko melototkan matanya dan menghujani Dewa dengan cubitan.
"..aku malah senang kamu jauh-jauh kuliahnya..biar aku bebassss.." jawab Keiko.
"..masa' sih..??..pernyataan tadi itu menggambarkan kalau kamu gak mau jauh dari aku.."
"..ihhh..enggak yah..itu tadi cuma bentuk perlawanan ku ke orang yang sok mau kuliah di luar negeri..gegayaan doang.."
"..ya ampun nenek Keiko yang cerewet..kan tadi aku bilang kalau itu cita-cita ku sejak kecil..itu mimpiku.." kata Dewa. Keiko hanya manyun. Dewa tersenyum melihat Keiko diam seraya menunduk. Dia yakin, Keiko memang tak mau jauh darinya. Dewa langsung merangkul pundak Keiko. Keiko terkejut dan menoleh ke arah Dewa. Begitu juga Dewa.
"..Pokoknya..kita sama-sama belajar yang giat..aku tahu kamu punya mimpi juga, kita berdua punya mimpi..jadi jangan hanya berpikir kita akan kemana,..yang paling penting, kita harus belajar dengan giat..hasilnya pasti akan sangat memuaskan,mimpi ku bisa tercapai..begitu juga dengan mimpi kamu..jarak bukan jadi masalah kok, aku bisa tiap hari terbang ke Indonesia kalau kamu kangen..anak kita harus dari bibit yang berkompeten loh..makanya kamu juga harus kuliah di tempat bergengsi..kamu senang dong kalau anak kita itu dibilang bibit unggul.." kata Dewa membuat Keiko mendorong muka Dewa sambil mencubitnya. Tak jelas teriakan Dewa antara ketawa dan menahan sakit. Keiko merasa geli dengan kata-kata Dewa tentang anak dan tak berhenti mencubit pinggang,pipi dan lengan Dewa secara bergantian.
"..Hey kalian berdua..jangan berkelahi disini.." pak Dibyo tak lama muncul di hadapan mereka. Keduanya terdiam. Dewa masih menahan sakit seraya melirik pak Dibyo. Pak Dibyo pun duduk dihadapan mereka.
"..ini masih tentang tadi pagi..tentang ciuman kalian.."
Dewa langsung berdiri.
"..om,aku harus latihan basket malam ini..'
"..duduk Dewa.."
Keiko menarik tangan Dewa untuk duduk. Dengan pasrah Dewa pun duduk.
"..kalian ngapain saja selama pacaran..??bukannya pacaran kalian cuma bohong-bohongan..??"
Dewa tertunduk. Keiko juga.
"..kok nggak ada yang ngomong..??..siapa yang mencintai siapa..??"
"..ini bukan soal cinta kok,Yah..kita cuman sekedar pegangan tangan..rangkul-rangkulan kayak tadi..Dewa juga cuman cium pipi sm kening,Kei..nggak ada yang lain.." jawab Keiko. Dewa menoleh ke arah Keiko mendengar apa yang barusan Keiko bilang. Menyakitkan, pikirnya.
Pak Dibyo melirik ke Dewa. Keiko melirik ke Ayahnya. Dewa tertunduk lagi.
"..menurut kamu Dewa..??..perlukah semua itu untuk jenis pacaran kalian yang hanya sementara ini..??"
Dewa memandangi pak Dibyo.
"..maafkan Dewa,om..tapi itu hanya bentuk kasih sayang aku ke Keiko..karena Kei sahabat aku,om.."
Keiko menunduk kali ini. Ya, kita memang sekedar sahabatan kok. Tapi kenapa ada yang sakit dalam hati Keiko mendengarnya.
"..om tahu kalian bersahabat..kemesraan kalian cuma sekedar akting..tapi ingat,hubungan ini cuma sementara, kalau kalian nyaman dengan keadaan ini,salah satu dari kalian akan ada yang sakit..kecuali jika kalian memutuskan untuk pacaran serius.."
Keduanya terdiam. Tak ada yang bereaksi. Masing-masing sibuk dengan pikirannya.
"..ya sudah..om tidak melarang kamu dan Kei terlihat mesra didepan om..cuma om ingatkan..jangan bermain dengan perasaan kalian masing-masing.." kata pak Dibyo.
Sesaat setelah pak Dibyo pergi keduanya masih terdiam. Namun ponsel Dewa berbunyi. Dewa mengernyitkan dahinya melihat yang muncul nama Lana..
"Kenapa,Lan..?"
Keiko mendengar itu dan pura-pura menyibukkan diri dengan membaca kembali kertas info beasiswa kuliah di luar negeri milik Dewa.
"..ohh,tunggu bentar ya,gue tanya Keiko dulu.."
Keiko kaget mendengarnya dan menoleh ke Dewa.
"..ada apa..?" bisik Keiko.
"Malam ini kita nggak ada acara kan..??teman SMP aku ada yang ulang tahun,undangannya ada di Lana.."
"ohh..ya udah,pergi aja,nggak papa.aku pengen istirahat dulu hari ini.."
"Halo,Lan..ya udah,jam 8 aku kerumah kamu..harus sudah siap ya..?"
Keiko lalu beranjak ke arah pantry. Dewa melirik memandangi Keiko dan menghela nafas. Terlalu banyak yang mengganggu pikirannya hari ini. Terutama nasehat pak Dibyo barusan. Rasanya butuh udara segar dan menyendiri memikirkannya.
Dewa segera pamit dan Keiko mengantarnya ke tempat mobilnya terparkir.
"Istirahat Kei.." ujar Dewa. Keiko mengangguk.
"..oia..maaf tadi kamu harus dengar nasehat Ayah..beberapa hari ini ayah emang banyak tanya soal hubungan kita.."
Dewa tersenyum dan langsung menyentuh hidung Keiko.
"..Om Dibyo itu ayah kandung kamu bukan sih..??bikin jantung aku mau copot saja tadi..sepertinya kamu harus buru-buru nyari istri baru buat ayah kamu..hihihi.." Canda Dewa. Keiko memaksakan senyumnya.
"Ya sudah,aku pamit ya ikan asin..besok pagi aku jemput.."
"siap..makasih ya, Wa' udah nemenin tadi ke makam bunda.."
"sama-sama Kei..ingatin aku untuk dengar cerita soal bunda kamu nanti..yah..??"
"oke...pasti.." kata Keiko dan membalas lambaian tangan Dewa.
---------------------------------------

Keiko menggigit bibirnya seraya memandangi keluar kaca mobil saat malamnya pulang dari restoran ayah. Benar kata ayah, hubungan ini hanya semacam permainan perasaan. Nyaman berada dekat Dewa membuat ku mulai bergantung pada Dewa. Dan aku mulai takut nantinya terluka karena jujur saat ini aku mulai sibuk menyiapkan tempat untuk kamu,Wa' dihati aku..Salah satu dari kita harus ada yang mengalah. Dan salah satu itu harus aku.
"..kamu dijemput Dewa lagi besok..?" pak Dibyo yang sedang menyetir disebelah Keiko membuyarkan pikirannya.
"..ehh,iya.."
"..gak mau ikut ayah saja..??"
Keiko diam. Ia kemudian menoleh ke ayahnya.
"ayah beberapa hari ini aneh..seperti tidak menyukai Dewa dan aku dekat..bukannya dulu ayah setuju-setuju saja..malah malas tau dengan kedekatan kami.."
Ayah mengehela nafasnya.
"Ayah tau,kamu akan menanyakan ini..tidak ada yang aneh Kei..ayah memang dulu hanya diam karena ayah tau hubungan kalian hanya sementara dan kalian dekat seperti sahabat..tapi tingkah kamu yang belakangan ini sangat tergantung pada Dewa yang membuat ayah harus mengingatkan kalian..terutama kamu,sayang..ayah nggak mau kamu sakit hati nanti sementara Dewa masih menyukai mantannya itu.."
Keiko mengalihkan wajahnya kembali keluar kaca mobil.
"Ayah senang kamu mulai dekat dengan beberapa cowok selain Dewa..tapi toh,kamu tetap kembali ke Dewa..segala sesuatunya harus dengan Dewa, Ayah sering terganggu kamu harus keluar kerumah Dewa hanya karena ada masalah diantara kalian..kamu bukan apa-apa Dewa,Kei..hanya sebatas sahabat..sebatas pacar bohongan.."
Mata Keiko mulai berkaca-kaca.
"Dewa memang anak baik..ayah akui,dia bisa jagain kamu..dia care sama kamu..tapi sebatas sahabat kamu saja..tak ada cinta disana..kamu pasti bisa merasakannya sendiri..Justru cinta itu terlihat dari kamu..ayah kenal kamu dengan sangat baik..ayah yang merawat kamu sejak bunda kamu meninggal..ayah tidak mau kamu mengalami nasib yang sama dengan bunda kamu karena mencintai seseorang yang nantinya hanya meninggalkan kamu.."
Dan airmata Keiko pun jatuh. Pak Dibyo melihat itu.
"Kei..ayah sayang sama kamu..ayah tidak mau kamu terluka..kamu punya banyak rahasia hidup dan ayah tau kamu masih belum siap mengatakannya pada Dewa. Apa kamu yakin Dewa bisa menerima semua itu..."
Terdengar isak tangis Keiko.
Yah..masih banyak yang belum Dewa tahu tentang aku..tentang kenapa bunda meninggal..tentang status lahirku..tentang siapa sebenarnya ayah Dibyo..dan tentang siapa sebenarnya ayah kandungku. Dan Dewa tak akan menerima semua itu. Ini aib buatnya.
Jelas sudah siapa yang harus mengalah dengan hubungan ini. Keiko sesenggukan.
-----------------------------------

Keesokan harinya, Dewa yang sedang dalam perjalanan kerumah Keiko mendapat SMS dari Keiko yang sudah berangkat duluan bersama ayahnya. Dewa mengernyitkan dahi, merasa heran, kenapa tidak sejak semalam Keiko memberitahukannya.

Disekolah, Dewa sibuk mengurus beasiswa kuliah di luar negerinya. Ia mengambil 2 formulir. 1 formulir di isi atas namanya dan memilih Australia, lalu satunya lagi di isi atas nama Keiko, dan memilih Jepang sebagai tujuan kuliahnya. Dewa tersenyum sendiri. Ia ingin melihat Keiko mendapatkan beasiswa ke Jepang. Cita-cita kita berdua harus terwujud,Kei, batinnya.

Jam istirahat Dewa mencari Keiko dikelasnya, yang terlihat cuma Mona. Keiko ternyata melanjutkan kegiatan pembuatan film Indie nya di lantai 3. Dewa kemudian mengirimkan SMS ke Keiko.
"btuh delivery service..? Dewa pnolong siap mgantarkanx.. :D "
Keiko membacanya lama. Ia ingin tersenyum, tapi malah menghela nafas dan kembali memusatkan perhatiannya di belakang layar TV yang sedang ia amati.

Dewa menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kenapa Keiko tak membalas SMS nya. Ia memilih kembali kekelasnya.

"Makasih ya Keiko untuk script nya yang superb banget..film ini nanti malam akan masuk ke proses editing..dan akan di masukkan ke lomba 3 hari kedepan dan akan diputar perdana minggu depan saat acara Ulang Tahun sekolah.." ujar Saski ketua OSIS yang menemui Keiko saat proses pembuatan film selesai.
"..iya,sama-sama,Ki..gue senang bisa ambil bagian di film ini.."
"..nanti gue bakal infoin terus untuk proses editing,siapa tahu kita masih butuh bantuan lu,.."
"jangan sungkan,Ki..gue nggak mikir dua kali kok untuk hal-hal yang positif gini.."

Keiko pun kembali kekelasnya, dan berpapasan dengan Dewa disana. Keiko sangat terkejut.
"Ya ampun,..kayak ngeliat setan aja kagetnya.." Dewa bereaksi dengan sikap Keiko.
"..hey,ikan asin yang cantik..kenapa sms aku nggak dibalas..??" tanya Dewa. Keiko memandangi beberapa teman Dewa yang memperhatikan mereka dengan senyum-senyum ganjen.
"ponselnya tadi di silent..td baru dibaca pas turun.."
"ouww..sudah makan siang belum..??"
"ini baru mau kekelas ambil bekalnya.."
"ouww..bawa bekal yah..baguslah..ya sudah,sana balik kekelas..dan habiskan makan siangnya..oke..??" ujar Dewa dan mencubit sayang pipi Keiko. Keiko langsung beranjak tanpa mengiyakan apa yang Dewa suruh.
Dewa terdiam,aneh melihat tingkah Keiko,tak ada pertanyaan yang sama untuknya tentang sudah makan siang belum seperti biasa.
"cieee...!!!" pekikan teman-teman kelasnya membuat Dewa kembali ceria.
"..sompret lu pade..jangan cekikikan liatin cewek gue begitu..dia kan pemalu.." kata Dewa dan kembali menoleh ke Keiko yang makin jauh dari pandangannya. Kamu aneh,ikan asin.., batinnya.

0 komentar:

Posting Komentar