Love Do [Part 17]

Jam istirahat Keiko memilih menyelesaikan naskah ceritanya di dalam kelas. Ponselnya bergetar. Rupanya SMS dari Dewa.
"..beneran nih mau diet..?"
Keiko tertawa membacanya. Ia membalasnya segera.
"..seandainya disekolah ini ada jasa delivery service untuk makan siang dikelas.."
Keiko menaruh ponselnya kemudian memusatkan perhatian pada notebooknya. Keiko berharap ada balasan dari Dewa. 5 menit,6 menit,7 menit...nihil.Tak ada balasan SMS.
Keiko manyun ketika terdengar suara aneh dari perutnya. Ia kelaparan. Tangannya segera merogoh kedalam tasnya. Tak ada sesuatu yang bisa dimakan.
"..delivery serviceeeeeeee..." Dewa muncul dengan sebuah bungkusan ditangannya dan sebotol air mineral. Keiko terkejut dibuatnya. Masih dalam keadaan kaget,Keiko memandangi Dewa yang masih berdiri seraya memamerkan senyumnya.
"..Ya ampun,Dewaaaaa...engkau memang Dewa penolongkuuuuu..." Keiko lebay. Seketika senyum diwajah Dewa hilang, ia merasa eneg melihat tingkah Keiko bak di serial Korea, pakai crossing finger pula.
"..orang gila..nih,makan siangnya..." kata Dewa kemudian menaruh makan siang Keiko dan mengambil kursi untuk duduk dihadapan Keiko.
Keiko bergegas melahap makan siangnya.
"..kamu sendiri udah makan siang..?" tanya Keiko.
"Sudah..SMS tadi dikirimnya waktu lagi dikantin.."
Dewa kemudian mengutak-atik notebook Keiko. Membaca beberapa paragraf naskah ceritanya.
"..biasanya kamu ngetiknya di perpus.."
"..Memilih dikelas saja dulu..soalnya aku pengen cepat pulang untuk ke makam bunda..kata kamu jangan terlalu sore kan..??" Dewa mengangguk.
"..kalau aku ke perpus wasting time,pasti diajak ngobrol sama petugas-petugas yang lain.."
"..plus,didatangi sama seseorang.." lanjut Dewa membuat Keiko berhenti mengunyah dan memandangi Dewa yang masih sibuk memandangi notebook Keiko. Keiko tersenyum. Dewa melihat itu dan ikutan tersenyum kemudian mengambil air botol mineral dan membukanya.
"..Bondan tadi ada disni,duduk disebelah aku..yaaa..sekitar 10 menitan lah.." kata Keiko membuat Dewa berhenti dengan aktifitasnya membuka tutup botol air mineral.
"..ngapain..?"
"..ngantarin buku referensi buat tulisan aku..nihh.." jawab Keiko sambil menunjuk ke tumpukan buku dimejanya.
Dewa diam dan kembali membuka tutup botol mineral. Keiko melihat itu kemudian mengambilnya dari tangan Dewa. Dengan sekali putar Keiko berhasil membukanya kemudian meneguk air mineralnya.
"..cemburu nih yee.." batin Keiko.
Dewa menghela nafas kemudian memangku tangannya. "Kenapa nggak sekalian suruh Bondan beliin kamu makan siang..?"
"..ngapain suruh orang lain kalau aku yakin bakalan ada Dewa penolong yang datang bawain makan siang buat aku..?" jawab Keiko melanjutkan melahap makan siangnya. Mendengar itu Dewa tertawa lebar.
"..someone care too much with me,right..?" lanjut Keiko disela mengunyah makanan nya. Dan Dewa kembali tertawa begitu pula Keiko.
"..and i think it's called LOVE,Kei.." batin Dewa.
Keduanya berbagi tawa.

----------------------------------------------------

Saat ini Dewa sedang menunggu Keiko didepan kelasnya. Yang ditunggu tak lama kemudian muncul.
"Yuk..!!" kata Keiko dan keduanya jalan bersama kearah tempat parkir.
Sepanjang perjalanan ke lokasi Bunda Keiko dimakamkan,Keiko lebih banyak berdiam diri. Dewa sendiri tak tahu harus bicara apa. Sesampainya mereka ditempat parkir pemakaman, Keiko tak langsung turun.
"..Wa'..sebenarnya aku nggak pernah masuk kesana..aku hanya berani melihatnya dari jauh..sampai hari ini pun aku masih belum berani mendekati makam Bunda.."
"..kenapa mesti takut,Kei..??"
"..ceritanya panjang,Wa'..aku janji akan menceritakannya suatu saat..tapi hari ini rasanya pengen banget nyekar dan nyiram pusara bunda...tapi aku masih takut.."
Dewa menghela nafas.Ia segera turun dari mobil kemudian melintas dihadapan Keiko dan membuka pintu mobil disamping Keiko. Dewa menggenggam tangan Keiko.
"..Kamu akan merasa takut seterusnya kalau kamu belum mencoba melawan rasa takut kamu,Kei..ayok..aku temenin.." kata Dewa dan menarik Keiko untuk segera turun.
Dewa bisa merasakan ketakutan Keiko dari sentuhan tangannya. Keiko sering mempererat genggamannya. Begitu pula langkah kaki Keiko. Beberapa kali Dewa harus berhenti dan mengajak kembali Keiko untuk berjalan.
Keduanya melintasi beberapa pusara. Tangan kiri Dewa membawa bungkusan bunga tabur, sedangkan tangan Kanannya masih menggenggam tangan Keiko.
Keiko berhenti tiba-tiba. Dewa menoleh kearah Keiko saat merasakan tangan Keiko terasa dingin dalam genggamannya. Wajah Kei juga pucat. Dewa memandangi pusara dihadapan mereka berdiri. Ya, inilah makam bunda Keiko.
Ia melepaskan genggaman tangannya kemudian menyentuh nisan bunda Keiko dan berjongkok. Keiko masih tetap berdiri. Matanya mulai berkaca-kaca. Inilah pertama kalinya setelah 3 tahun ia berdiri dihadapan pusara ibunya. Selama ini ia tak pernah sampai disni. Hanya berdiri diluar,menyuruh orang lain berdoa dan menaburkan bunga untuk bundanya.
"..Wa'..aku pengen disini sebentar..tapi sendiri,nggak apa-apa kan...?.." kata Keiko. Dewa melihat mata Keiko berkaca-kaca. Ia pun berdiri dan mengangguk. Sebelum meninggalkan Kei sendiri Dewa mengelus pipi Keiko.
"..aku tunggu di luar.." dan Keiko tersenyum seraya mengangguk.
--------------------------------------------
"Bunda..aku tahu selama ini Bunda menunggu kehadiran aku disini..dan hari ini aku datang bunda..Kei datang kesini..bukan karena Kei ingin marah lagi, ingin melampiaskan kebencian Kei..tapi karena Kei kangen sama bunda..Kei kangen,bundaa.." Keiko kini jongkok disebelah pusara bundanya,seraya memegang nisan. Pipinya mulai basah.
"Bunda,..aku anak durhaka, aku begitu membencimu dulu,hingga bunda pergi pun aku masih menyimpan rasa benci itu..tapi kini Keiko sadar, sampai kapan akan menyimpan rasa benci itu..??Kei takut dihantui rasa bersalah bunda..maafkan Keiko..Kei marah karena bunda tidak menyisakan waktu untuk Kei mengetahui siapa Ayah Kei yang sebenarnya..dan Kei minta maaf karena rasa marah itu membuat hidup kita terasa sepi..dan terpisahkan...Bundaa..maaf sudah membuat Bunda juga merasa sepi disana.." kata Keiko sesenggukan.
"..mulai sekarang,Keiko janji..akan selalu datang kesini menemani kesepian bunda..bunda tak perlu khawatir lagi..nama bunda selalu terselip diantara doa-doa Kei setiap saat..bunda harus tahu..Keiko bahagia..Kei tak perlu tau lagi siapa ayah Kei sebenarnya, karena Keiko memiliki ayah Dibyo..juga ada mbak Bian, ada Mona..dan ada Dewa yang selalu memberikan kebahagian selayaknya keluarga utuh buat Kei..bunda tahu kalau aku seorang yang mandiri,jadi bunda tak perlu khawatir..Kei akan berusaha membuat mereka bahagia..bangga..terutama untukmu bunda..semoga bunda bahagia disana.." kata Keiko dan menciumi nisan bundanya. Ia menunduk sebentar,membisikkan doa kemudian ia menabur bunga dan menyirami sepanjang pusara bundanya.
"Bunda..Kei pulang ya..??Kei janji akan sering-sering datang menemui bunda.." janji Kei dan tersenyum.
----------------------------------

Dewa sedang bersandar di sisi mobilnya seraya memandangi lalu lintas yang ada disekitar area pemakaman umum. Ia melihat Keiko datang mendekat. Dewa memberikan senyum tipis melihat mata Keiko yang terlihat bengkak. Keiko membalasnya dengan senyuman juga sambil mengusap sisa-sisa air matanya.
"..are you okay,ikan asin..??" tanya Dewa. Keiko mengangguk.
"Iyah..udah enakan kok..yuk..udah mau maghrib..kita ke resto ayah dulu.." kata Keiko. Dewa menyentuh hidung Keiko yang merah.
"..jangan sedih sendiri lagi Kei..aku sahabat kamu..mungkin aku nggak tahu cerita sebenarnya di balik semua masalah kamu dan bunda kamu,tapi aku siap untuk diajak berbagi..,jangan segan buat cerita semuanya.." kata Dewa meyakinkan Keiko. Keiko tersenyum kemudian menepis tangan Dewa yang masih menyentuh hidungnya sejak tadi.
"..kontrak pacaran kita tinggal beberapa bulan lagi..itu nggak akan cukup untuk cerita semuanya tentang bunda.." kata Keiko dan Dewa terdiam. Ia baru ingat, kontrak pacaran mereka memang tinggal hitungan bulan. Dan Dewa kembali meraih tangan Keiko dan berkata. "..tapi tidak ada kontrak persahabatan diantara kita,..jadi jangan khawatir..u can count me.." ujar Dewa dan terkejut saat Keiko mendekat dan langsung memeluknya.
"..makasih, Dewa...!!" bisik Keiko disela tangisnya.
Dewa menyentuh rambut Keiko dan mempererat pelukannya, ingin memastikan ia memang tak peduli dengan kontrak pacaran mereka yang tak lama lagi berakhir. Ini murni kesediaan nya sebagai seorang sahabat. Tapi ia tidak yakin saat hatinya kini dipenuhi oleh nama Keiko. Juga Dewa tidak yakin saat merasa Keiko hanya menganggapnya seorang sahabat.
------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar